Sabtu, 31 Desember 2011

firework

Unknown


dulu, saya selalu terkesima ketika melihat pertunjukan kembang api. gelombang kebahagiaan menyelimuti tubuh, dibarengi dengan dinginnya desiran angin malam. ungkapan-ungkapan takjub, tawa bahagia tanpa henti. namun itu dulu.

saya tidak pernah membayangkan kejadian malam itu akan datang juga. Kota yang ramai, dipenuhi dengan orang-orang mayoritas beragama Kristen. Orang-orang bahagia yang menyambut malam Natal, orang-orang yang tak sungkan merogoh kantong dalam-dalam demi kesenangan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. kembang api menghiasi langit Toraja, nyanyian pujian untuk Tuhan mereka mengudara. saya berusaha menikmati malam itu, setidaknya menyadari bahwa saat-saat seperti ini tidak terjadi setiap hari.  namun, yang namanya paksaan tentu tidak akan maksimal hasilnya. setelah mengelilingi kolam tempat diadakannya pertunjukan dengan langkah-langkah berat, ditemani dengan seorang teman yang berusaha menghibur, saya yang memang pada awalnya sudah sebal karena tidak makan malam (menu makan malam saat itu adalah ikan, menu yang lebih baik tidak saya makan) alhasil hanya duduk termenung di pinggir kolam, terdiam di tengah keramaian. menyaksikan ekspresi bahagia kawan-kawan, senior-senior, dan masyarakat sekitar. telah ribuan kali mencoba untuk menangkap dan memasukkan aura positif itu ke dalam jiwa saya, namun nihil.

hingga pada saat berikutnya lelaki itu muncul di hadapan saya. ia yang terasa begitu jauh, tak terjangkau keberanian hati yang kian menciut. pada akhirnya, saya kembali menyimpulkan bahwa ia penyebab terbesar lelah jiwa. bukan hanya di malam ini, tapi juga di hari-hari menyebalkan sebelumnya. dan juga, saya sadar malam itu malam pertama saya bersedih ditemani dengan letupan meriah kembang api dan kebahagiaan di sekeliling saya. rasanya agak aneh.

that was the happiest yet the saddest night.

lelah menahan perih, saya memutuskan untuk kembali ke tempat peristirahatan. setelah memberitahu teman saya tadi, kami akhirnya menyusuri jalan sepi menuju wisma. mencoba menyembunyikan air mata dibawah lampu jalanan yang tidak begitu terang.

Makassar, 31 Desember 2011
detik-detik menuju pergantian tahun, di salah satu sudut kamar, kedinginan dan kelaparan.
menyelesaikan tulisan super galau ini ditemani Evanescence dengan You dan My Immortal-nya.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Distributed By Blogger Template